Berbagai jenis orang yang hidup di Bumi ini

Ada banyak orang hidup di dunia ini. Sangat banyak sehingga tidak ada orang yang sama persis satu sama lain. Aneh. Ya aneh bila dari sekian banyak orang itu bisa hidup berdampingan di dunia ini. Tapi ada beberapa yang memang tidak bisa akur dan terjadilah perang antar manusia.

Tapi dari sekian banyak orang yang hidup, kebanyakan hidup dengan damai. Mereka ibarat hidup sudah ada yang mengatur berjalan sedemikian rupa sehingga tidak berbenturan satu sama lain.

Tapi yang ingin saya bahas di sini adalah kenapa bisa ada banyak orang dan kenapa saya hidup di dalam tubuh saya, bukan di tubuh orang lain yang saya lihat sehari-hari di sekeliling saya.

Pikiran ini sudah muncul di pikiran saya sejak saya remaja. Kenapa ya saya bisa hidup, bisa berfikir, bisa bernafas, bisa bergerak di dalam tubuh saya ini. Kenapa tidak hidup di dalam tubuh orang lain. Apa rasanya bila saya hidup di dalam tubuh orang lain tersebut. Apakah sama rasanya seperti hidup di dalam tubuh sendiri. 

Bagaimana rasanya hidup di dalam tubuh wanita sexy, apakah saya akan berfikiran berbeda, apakah saya mempunyai sudut pandang lain tentang kehidupan ini, bahkan apakah saya punya pemikiran tentang pikiran bagaimana rasanya hidup di tubuh orang lain lagi.

Bagaimana rasanya hidup di dalam tubuh kakek-kakek renta yang kesehariannya meminta-minta belas kasihan orang-orang di jalan. Apa yang bakal saya pikirkan dan rasakan bila saya adalah orang tua renta tersebut. Apakah saya akan mengasihani hidup saya sendiri dan akan terus begitu sampai saya mati tergeletak di pinggir jalan. Apakah saya akan berusaha sekuat tenaga untuk berusaha keras keluar dari kemiskinan ini. Kenapa kakek ini tidak mau berusaha. Apakah ada yang salah dengan dia. Atau memang hidupnya begitu susah. Apakah saya terlalu gampang bicara, karena kenyataannya begitu sulit.

Bagaimana rasanya hidup di dalam tubuh cewek cabe-cabean. Kenapa mereka begitu aneh dan alay. Bagaimana rasanya kalau saya yang hidup di dalam tubuh mereka. Apakah akan sama nasibnya seperti mereka menjadi cewek yang gila pamer. Apakah saya akan merubah hidup saya menjadi cewek yang lebih jelas masa depannya walaupun wajah cewek cabe-cabean tersebut pas-pasan bahkan mengarah ke jelek. Apakah dengan wajah pas-pasan tersebut saya akan berpakaian yang layak dan mengangkat martabat saya. Apakah saya akan bekerja keras dan belajar agar tidak dipandang sebelah mata karena wajah saya pas-pasan.

Bagaimana rasanya hidup dilama tubuh bapak-bapak yang sakit-sakitan dan seperti bakalan mati dalam waktu dekat ini. Apakah dia akan menikmati sisa hidupnya dengan berpetualang ke tempat-tempat baru atau akan meratapi hidupnya yang miris ini sampai ajal menjemput. Bagaimana rasanya kalau saya menjadi dia. Apa yang akan saya pilih.

Bagaimana rasanya hidup di dalam tubuh ibu-ibu yang selalu sibuk mengurus rumah tangga mempunyai suami yang sibuk ngantor dan anak-anak yang masih kecil-kecil dan masih bersekolah. Apakah saya akan tidak sesantai seperti hidup saya sekarang. Apakah saya akan bekerja keras sampai tidak sempat beristirahat mengurusi rumah tangga. Kenapa ibu-ibu tersebut tidak lelah-lelahnya bersibuk-sibuk ria. Apa yang membuat mereka begitu terbiasa dengan kesibukan itu. Kenapa mereka tidak bosan dan ingin menjadi orang lain saja seperti yang saya pikirkan sekarang.

Saya sebenarnya tidak ingin hidup di tubuh orang lain atau menjadi orang lain. Saya cukup puas dengan kehidupan saya. Namun saya ingin tahu dan penasaran kenapa orang-orang berpikiran berbeda dengan saya. Apakah benar-benar berpikiran berbeda atau sama saja. Apakah saya berpikiran secara manual sedangkan mereka berpikiran secara auto pilot. 

Pertanyan-pertanyaan ini akan terus mengalir di dalam pikiran saya dan tidak akan berhenti sebelum saya benar-benar bisa berpindah tubuh ke tubuh orang lain.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara mengurus izin kegiatan di lapangan renon

Dokter internship Situbondo: Ambugellu

Bali: Bade setinggi 28 meter dengan berat 6 ton diusung secara estafet