Review buku smarter faster better by Charles Duhigg

Akhirnya ngeblog lagi. Sekarang saya akan ngereview buku terbaru Charles Duhigg yang berjudul smarter, faster, better. Cara ngereview saya buat buku ini seperti cara ngereview hape smartphone, biar tidak bosan.. hehe

Buku ini saya beli hari selasa tgl 9 agustus 2016 dan selesai dibaca minggu 18 september 2016, lumayan lama karena saya baca di sela-sela kesibukan sebagai umat manusia. Hehe

Pertama kita casingnya, casing smartphone (baca: buku) ini dibalut kertas tebal berwarna kuning, seperti kertas kwarto. Sangat elegan, tampak seperti produk high end mengalahkan iphone dari apple. Apabila kawan2 ingin menambahkan casing tambahan, boleh2 saja karena buku ini tidak dilengkapi gorila glass sehingga tidak anti gores dan tidak dilengkapi anti air. Tapi untuk saya cukup tidak perlu casing tambahan karena semakin banyak goresan semakin enak dibaca.

Masuk ke dalam jeroannya. Dilengkapi prosesor snapdragon terbaru (baca: penulis Charles Duhigg).. hehe.. menurut saya prosesor ini sangat bagus. Bagus dari segi penulisannya maupun pemikirannya.

Prosesornya dibagi menjadi delapan inti atau disebut octa core (baca: delapan bab). Kita akan kupas satu2 core nya. Mulai dari motivasi, tim, fokus, menentukan tujuan, mengelola orang lain, membuat keputusan, inovasi, dan menyerap data.

Core 1: motivasi

Di core 1 ini dibahas bagaimana kita bisa memunculkan motivasi kita dalam hidup dan dalam aktivitas kita sehari2.

bersambung...

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara mengurus izin kegiatan di lapangan renon

Ada yang ingin membuat acara di lapangan renon? Acara promosi produk, atau sekedar acara senam bersama? Bagaimana caranya mengurus izin pembuatan acara di lapangan Renon? Ribet? Gak juga. Berikut akan saya jelaskan secara garis besar cara2 mengurus izin acara di lapangan Renon. Ini adalah pengalaman saya pribadi sebagai dokter residen jantung yang mendapat tugas mengurus izin acara disana. Pertama adalah membuat dan menyerahkan surat permohonan peminjaman tempat lapangan Niti Mandala Renon ke Gubernur . Surat ini sangatlah penting untuk diurus pertama karena dari Gubernur surat tersebut akan di turunkan (kalau gak salah istilahnya di deposisi) ke bawah2 dan ujungnya sampai ke Unit Pelayanan Teknia (UPT) monumen perjuangan rakyat Bali. Kedua adalah membuat dan menyerahkan proposal acara ke UPT monumen perjuangan rakyat Bali  (lokasinya di dalam monumen bajra sandi Renon, masuk aja, bilang mau urus izin kegiatan di lapangan Renon). Setelah UPT menerima proposal kita dan sur
Baca selengkapnya

Dokter internship Situbondo: Ambugellu

Gambar
Kali ini saya akan bercerita pengalaman saya sebagai dokter internship di Situbondo, Jawa Timur. Saya akan internship (magang) di Situbondo dari bulan Juni 2014 sampai Juni 2015. Kabupaten Situbondo merupakan kabupaten yang indah. Kabupaten ini berupa wilayah pantai di utara dan pegunungan di selatan. Kabupten Situbondo dilalui jalan pantura Jawa Bali dari barat ke timur. Kota Situbondo terletak di jalan pantura tersebut. Dari segi ekonomi, Kabupaten Situbondo termasuk salah satu kabupaten miskin di Jawa Timur. Tak heran hal ini mempengaruhi sisi kesehatan masyarakatnya. Kerja hebat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo Akibat index kesehatan masyarakat Situbondo berada di level yang rendah, Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo berupaya keras agar meningkatkan taraf kesehatan masyarakat Situbondo. Upaya promosi kesehatan dan pencegahan merupakan tujuan utama yang dilakukan dinkes Situbondo selain pengobatan dan rehabilitasi. Salah satu wujud nyata dari upaya tersebut adalah mela
Baca selengkapnya

Bali: Bade setinggi 28 meter dengan berat 6 ton diusung secara estafet

Gambar
Puluhan ribu warga seluruh Bali antusias menyaksikan Pertiwa ( bahasa Bali halus dari ngaben) Ida I Dewa Istri Putra ( Permaisuri terakhir dari Raja Klungkung). Upacara ngaben ini menggunakan lembu hitam, Naga Banda dan bade tumpang sebelas. Bade tumpang sebelas ini memiliki tinggi 28 meter dan berat sekitar 6 ton yang akan diarak menuju setra Tegal Linggah dari peremparan Agung Klungkung berjarak 500 meter. Karena sangat berat, bade tumpang sebelas ini diarak oleh 450 orang dengan cara estafet. Setiap 100 meter, pengarak diganti agar tidak kelelahan. Yang membantu mengarak adalah berbagai krama banjar di Klungkung sebanyak 6.500 krama. Pengabenan ini merupakan pengabenan terakhir yang menggunakan tumpang sebelas. Setelah ini tidak ada lagi yang menggunakan bade setinggi ini. Sebab, tidak ada lagi Tjokorda di Puri Agung Klungkung yang abiseka raja dengan gelar Ida I Dewa.
Baca selengkapnya